JHON HENDRI
Neraca pembayaran suatu negara merupakan suatu catatan sistematis mengenai semua transaksi ekonomi antar penduduk suatu negara dengan negara-negara lainnya selama periode tertentu. Yang dimaksud dengan penduduk disini adalah siapa pun yang tempat tinggal utamanya berada dalam suatu negara tersebut, tanpa memperdulikan kewarganegaraan atau status paspornya.
Setiap transaksi, setiap tukar menukar, memiliki dua sisi. Dari sudut pandang negara asal, kedua pandangan tersebut didefinisikan sebagai berikut:
Kredit adalah arus nilai keluar yang ditukar dengan arus nilai ke negara yang bersangkutan sebagai tukaran, atau pembayaran yang harus dilunasi.
Debet adalah suatu arus nilai masuk untuk mana penduduk dari negara tersebut harus membayar.
Pos-Pos Dasar Neraca Pembayaran
Dari tabel “Indonesia’s Balance Of Payments” diatas dapat kita lihat bahwa neraca pembayaran Indonesia secara ringkas terdiri dari pos-pos sebagai berikut:
1. Current Account
Current account atau transaksi berjalan terdiri dari neraca perdagangan (trade balance), neraca jasa, neraca pendapatan (income), dan neraca current transfers. Yang kita catat dalam pos neraca perdagangan ialah semua transaksi ekspor dan transaksi impor barang-barang (migas maupun non migas). Ekspor barang-barang kita catat dalam pos perdagangan disebelah kredit dan transaksi impor barang-barang kita catat dalam pos perdagangan disebelah debet. Sedangkan yang kita catat dalam pos neraca jasa, apabila yang kita ekspor dan impor merupakan penunaian jasa.
Transaksi berjalan pada 2006 mencatat surplus sebesar USD9,6 miliar, melonjak tinggi dibanding 2005 yang hanya mencapai USD278 juta. Angka surplus transaksi berjalan ini sedikit lebih kecil dibanding prakiraan semula (NPI publikasi November 2006) sebesar USD9,7 miliar. Hal ini terkait dengan pertumbuhan impor nonmigas yang mencapai 7%, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya 4%. Tingginya surplus transaksi berjalan didukung oleh surplus neraca perdagangan, baik migas maupun nonmigas, yang secara keseluruhan meningkat dari USD17,5 miliar pada 2005 menjadi USD29,7 miliar pada 2006. Kenaikan surplus juga terjadi pada neraca current transfer. Sementara itu, neraca jasa dan neraca pendapatan (income) mengalami kenaikan defisit.
Neraca perdagangan non migas
Surplus neraca perdagangan non migas 2006 tercatat sebesar USD23,4 miliar, meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan 2005 yang hanya mencapai surplus USD13,3 miliar, namun lebih rendah sekitar USD529 juta dibandingkan dengan prakiraan sebelumnya. Surplus yang tinggi ini terutama terkait dengan lonjakan ekspor nonmigas yang didorong selain oleh faktor kenaikan harga, juga karena meningkatnya volume ekspor. Di sisi lain, baik nilai maupun volume impor nonmigas mengalami pertumbuhan yang rendah.
Neraca perdagangan migas
Neraca perdagangan migas mencatat surplus sebesar USD6,4 miliar selama 2006, lebih tinggi dibandingkan 2005 yang hanya mencapai USD4,2 miliar. Surplus neraca migas tersebut terutama bersumber dari tingginya surplus neraca perdagangan gas, sementara neraca perdagangan minyak masih mengalami defisit. Realisasi surplus migas tersebut lebih rendah dibandingkan prakiraan sebelumnya yang mencapai sekitar USD8,4 miliar. Hal tersebut terutama disebabkan oleh realisasi volume ekspor LNG sebesar 1,1 juta MMBTU yang lebih rendah daripada kontrak sebesar 1,3 juta MMBTU.
Transaksi jasa
Defisit transaksi jasa pada 2006 sebesar USD11,2 miliar meningkat 23,2 % dibandingkan 2005, namun kenaikan defisit tersebut tidak sebesar prakiraan semula. Kenaikan defisit tersebut terutama karena meningkatnya impor jasa oleh perusahaan migas akibat kenaikan harga minyak. Di samping itu, defisit tersebut dipengaruhi juga oleh menurunnya jasa pariwisata.
Transaksi pendapatan
Defisit transaksi pendapatan selama 2006 sebesar USD13,7 miliar meningkat 6,1%. Di sisi outflows, kenaikan deficit tersebut antara lain disebabkan oleh meningkatnya pembayaran imbal hasil investasi portofolio sebesar 62,5% menjadi USD2,7 miliar seiring dengan derasnya pembelian saham dan meningkatnya stok SUN dan SBI yang dimiliki asing. Penyebab lainnya adalah kenaikan profit transfer aliran masuk modal jangka panjang (FDI/direct investment in Indonesia) dan reinvested earnings (R/E) yang mencapai USD5,3 miliar atau naik sekitar 22,1 % sejalan dengan bertambahnya stok FDI. Sementara itu, profit transfer KPS migas menurun sekitar 14,2% menjadi USD4,1 miliar. Di sisi inflows, pendapatan dari investasi portofolio penduduk Indonesia di luar negeri (aset) mencapaiUSD1,4 miliar atau naik 9,6%.
Current transfers
Current transfer selama 2006 mencapai surplus USD4,9 miliar, sedikit lebih tinggi dibandingkan 2005. Penerimaan terbesar masih tetap disumbang oleh workers’ remittances (WR) – TKI dan hibah terkait dengan bencana Tsunami. Inflows WR mencatat USD5,6 miliar meningkat sekitar 5,3 % dibanding tahun sebelumnya. Arab Saudi bersama dengan Malaysia tetap merupakan negara penyumbang WR-TKI terbesar, yaitu sekitar 73 % dari total penempatan TKI selama 2006 atau sekitar 472 ribu orang. Sementara itu, outflows WR-TKA (Tenaga Kerja Asing) meningkat sekitar 27,1 % dari tahun 2005 menjadi USD1,1 miliar.
2. Capital & Financial Account
Pos ini meliputi semua transaksi penerimaan pendapatan yang berasal dari penanaman modal kita di luar negeri dan penerimaan pendapatan oleh penduduk negara lain yang merupakan akibat adanya modal asing yang tertanan dalam perekonomian kita. Pendapatan yang dimaksud disini dapat berbentuk keuntungan, dividen, dan bunga.
Dari tabel 1.1 dapat kita lihat bahwa transaksi modal dan finansial selama 2006 mengalami surplus USD2.451 juta, meningkat sangat tajam dari surplus yang terjadi di 2005 sebesar USD345 juta. Angka tersebut juga jauh lebih tinggi dari prakiraan semula, yaitu defisit USD 855 juta. Tingginya surplus tersebut akibat meningkatnya aliran masuk investasi portofolio, terutama dalam bentuk pembelian saham, serta realisasi penarikan program loan yang lebih besar daripada perkiraan semula. Surplus tersebut juga bersumber dari berkurangnya aset penduduk di luar negeri berupa rekening giro dan deposito yang cukup signifikan.
Transaksi modal
Transaksi modal mencatat surplus sebesar USD304 juta terutama didorong oleh meningkatnya bantuan hibah untuk investasi. Surplus tersebut sedikit lebih tinggi dari
prakiraan semula sebesar USD234 juta. Dari total hibah tersebut 73,4% merupakan hibah investasi sektor swasta dan sisanya di sektor publik, keduanya terkait dengan bantuan korban bencana tsunami dan gempa Yogyakarta.
Transaksi financial
Surplus di transaksi finansial meningkat tajam dari USD12 juta di 2005 menjadi USD2,1 miliar, lebih tinggi dari prakiraan semula sebesar USD 1,1 miliar. Peningkatan surplus tersebut lebih banyak didorong oleh aliran masuk dalam bentuk investasi portofolio, di samping terjadi penurunan di sisi aset, yaitu berkurangnya penempatan dana oleh penduduk pada rekening giro dan deposito bank di luar negeri yang cukup signifikan.
· Sektor public
Selama 2006 sektor publik mencatat penurunan surplus yang tajam dari USD4,0 miliar menjadi USD2,0 miliar namun masih lebih tinggi dari prakiraan semula sebesar USD1,6 miliar. Surplus menurun dibanding periode sebelumnya karena pemerintah tidak lagi memperoleh debt moratorium seperti yang didapatkan pada tahun sebelumnya. Di sisi transaksi investasi portfolio, aliran masuk dalam bentuk SUN, dan SBI masih tetap tinggi .
· Sektor swasta
Transaksi finansial swasta selama 2006 mengalami surplus USD0,2 miliar dibandingkan defisit sebesar USD4,0 miliar pada 2005. Perkembangan transaksi financial swasta tersebut berbeda dari prakiraan semula sebesar defisit USD2,7 miliar. Surplus tersebut terutama disumbang oleh peningkatan inflows di sisi liabilities dan berkurangnya simpanan rekening giro dan deposito milik bank domestik di luar negeri.
3. Saldo keseluruhan (overall balance) dan cadangan devisa
Berbagai negara menggunakan beraneka cara pengukuran surplus atau deficit neraca pembayaran secara keseluruhan. Beberapa negara membandingkan kenaikan cadangan devisanya dengan kenaikan netto tagihan luar negeri yang likuid negara tersebut, menurut definisi yang sangat luas.
Kenaikan surplus neraca pembayaran Indonesia, pada akhir 2006 cadangan devisa mencapai USD42,6 miliar, lebih tinggi dibandingkan posisi akhir tahun 2005 yang mencapai USD34,7 miliar, dan dari prakiraan semula sebesar USD40,4 miliar. Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah selama 4,5 bulan. Peningkatan tersebut terutama berasal dari kenaikan penerimaan devisa hasil ekspor migas akibat kenaikan harga minyak yang rata-rata mencapai USD62,7/bl, lebih tinggi dari rata-rata tahun sebelumnya sebesar USD52/bl. Kenaikan cadangan devisa sebagian juga terkait dengan langkah Bank Indonesia dalam menstabilkan nilai tukar yang cenderung menguat, terutama pada triwulan pertama, sebagai akibat terus meningkatnya arus masuk dana jangka pendek.
Surplus neraca pembayaran, baik yang terjadi di sisi transaksi berjalan maupun transaksi modal & keuangan, serta tingginya posisi cadangan devisa telah mendukung kestabilan nilai tukar rupiah selama periode laporan. Meskipun Bank Sentral Amerika Serikat masih mengadopsi kebijakan moneter ketat sementara Bank Indonesia cenderung memperlonggar kebijakan moneternya dengan menurunkan suku bunga BI rate, nilai tukar rupiah tetap stabil, bahkan cenderung menguat, dan inflasi semakin menurun. Kondisi ini mendorong pemerintah untuk mempercepat pelunasan utang pada IMF, tahap pertama pada akhir Juni 2006 sebesar USD3,7 miliar dan tahap kedua pada Oktober 2006 sebesar USD3,0 miliar, sehingga secara total percepatan pelunasan utang IMF mencapai USD7,6 miliar.
DAFTAR PUSTAKA
-Bank Indonesia, Laporan Neraca Pembayaran Indonesia, 2007
-Lindert, Peter H. dan Kindleberger, Charles P., Alih bahasa oleh Burhanuddin Abdullah, Ekonomi Internasional, edisi kedelapan, penerbit erlangga, Jakarta, 1988
-Soedijono R., Ekonomika Keuangan Internasional, UPP AMP YKPN, yagyakarta, 2004
Minggu, 12 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
BROKER TERPERCAYA
BalasHapusTRADING ONLINE INDONESIA
PILIHAN TRADER #1
- Tanpa Komisi dan Bebas Biaya Admin.
- Sistem Edukasi Professional
- Trading di peralatan apa pun
- Ada banyak alat analisis
- Sistem penarikan yang mudah dan dipercaya
- Transaksi Deposit dan Withdrawal TERCEPAT
Yukk!!! Segera bergabung di Hashtag Option trading lebih mudah dan rasakan pengalaman trading yang light.
Nikmati payout hingga 80% dan Bonus Depo pertama 10%** T&C Applied dengan minimal depo 50.000,- bebas biaya admin
Proses deposit via transfer bank lokal yang cepat dan withdrawal dengan metode yang sama
Anda juga dapat bonus Referral 1% dari profit investasi tanpa turnover......
Kunjungi website kami di www.hashtagoption.com Rasakan pengalaman trading yang luar biasa!!!